Menu

Mode Gelap
Ciptakan Lingkungan Bersih Dan Sehat, Lapas Labuhan Ruku Gelar Gotong Royong Diduga Tanpa PBG AQiLA Residence 2 Dirikan Bangunan, Trantib Percut Seituan Diam IRT Kasus Penganiayaan di Tahan “Aswat” Minta Kapolres Batu Bara Buka Ruang Restoratif Justice KPAD Desak Kapolri Evaluasi Kapolres Batubara: Ibu Menyusui Ditahan, Balita Panas Tinggi Terlantar Masyarakat Kini Bisa Urus PBB Di Desa, Bapenda Batu Bara Luncurkan Aplikasi E-PBB Kalapas Labuhan Ruku Sambangi Polsek, Tingkatkan Sinergitas Keamanan Lapas

News

Klarifikasi Menutupi Aib, Orang Tua Murid Ungkap Kekejaman Sistem Sekolah

badge-check


Klarifikasi Menutupi Aib, Orang Tua Murid Ungkap Kekejaman Sistem Sekolah Perbesar

Klarifikasi Kepala Madrasah dinilai hanya menutupi rasa malu (aib), orang tua Murid ungkap kekejaman sistem sekolah

Deli Serdang||Kompasnusa.net– Polemik dikeluarkannya sejumlah siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) swasta di Deli Serdang dari ruang ujian karena belum melunasi administrasi sekolah, memasuki babak baru.

Meski pihak sekolah telah mengeluarkan klarifikasi melalui beberapa media berbeda, suara orang tua murid justru menambah sorotan tajam terhadap kebijakan yang dinilai tidak berperikemanusiaan.

IMG-20241217-WA0055

Dalam pernyataannya, Kepala Madrasah Sahdan, S.Pd.I menyampaikan bahwa pihaknya telah memberikan keringanan kepada siswa yang menunggak pembayaran hingga 5 sampai 8 bulan, serta menyebut bahwa orang tua murid sudah diberi penjelasan dan diperbolehkan mencicil.

Bahkan, disebutkan pula bahwa sekolah akan tetap memberikan ijazah walau tunggakan belum dilunasi sepenuhnya.

Namun, salah satu orang tua murid yang enggan disebutkan namanya membantah keras pernyataan tersebut. Ia menilai klarifikasi yang disampaikan hanya untuk menutupi rasa malu pihak sekolah.

“Kejadian sebenarnya sangat kejam. Anak saya sudah bayar uang sekolah, tapi dipaksa harus lunas sampai bulan Juni, padahal ini masih April. Bahkan ada anak yang sudah lunas uang sekolah, tapi karena belum bayar uang perpisahan dan LKS, tetap tidak boleh ikut ujian,” ungkapnya dengan nada kecewa.

Lebih memilukan, menurutnya, ada siswa yang hanya kekurangan Rp10.000 untuk melunasi administrasi namun tetap disuruh pulang dan tidak diperkenankan mengikuti ujian.

“Ini bentuk intimidasi. Kekerasan psikis terhadap anak. Saya takut anak saya trauma atas perlakuan tidak manusiawi dari pihak sekolah,” tambahnya dengan nada emosional.

Kritik terhadap sikap sekolah juga muncul karena ketidak konsistenan kebijakan. Para siswa sempat diperbolehkan mengikuti ujian hari Senin, namun pada hari Selasa justru dilarang masuk ruang ujian.

“Kalau memang administrasi jadi masalah, kenapa baru dilarang hari kedua? Ini jelas membuat siswa bingung, malu, bahkan merasa dipermalukan di hadapan teman-temannya,” ujar Anggi seorang pemerhati pendidikan di Deli Serdang.

Sejumlah pihak kini mendesak agar Kementerian Agama selaku institusi pembina madrasah swasta segera turun tangan menyelesaikan polemik ini agar tidak terjadi trauma berkepanjangan pada siswa dan kerugian secara psikologis bagi anak-anak yang menjadi korban. (Tim/Mr. R)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Aliansi Sahabat Anak Deli Serdang Dugaan Pelecehan Seksual di SMPN 1 Beringin: Berikan Dukungan dan Cenderamata

18 Juni 2025 - 07:53 WIB

Aliansi sahabat anak

Maruli Siahaan Gelar Reses di Tanjung Morawa, Sosialisasikan UU Perlindungan Saksi dan Korban

11 Juni 2025 - 21:30 WIB

Tambang Ilegal Pulo Padang Lingga Bayu Terus Beroperasi, Akankah Korban Terus Bertambah?

8 Juni 2025 - 09:35 WIB

Bahas Berbagai Usulan, Rakerda PD IWO Kota Tebingtinggi Tahun 2025 Dibuka Ketua PW Sumut

7 Juni 2025 - 20:05 WIB

IWO Deli Serdang Sesalkan Glorifikasi OTT Wartawan Lewat Papan Bunga: “Lukai Hati Insan Pers”

1 Juni 2025 - 23:10 WIB

Trending di Deli Serdang