Warga Keluhkan Dampak Lingkungan dari Aktivitas Pabrik di Buntu Bedimbar
Deli Serdang (9/9/2025) – Gelombang keresahan warga kembali mencuat di kawasan Jalan Tambak Rejo Lorong 13, Desa Buntu Bedimbar, Kecamatan Tanjung Morawa, Aktivitas operasional pabrik PT Medisave diduga menimbulkan dampak serius terhadap lingkungan dan kenyamanan masyarakat, mulai dari polusi udara, kebisingan, hingga banjir yang merendam pemukiman.

Buk Ani, salah seorang warga, mengungkapkan bahwa kebisingan mesin pabrik dan aroma menyengat dari bahan kimia klorin semakin sulit ditoleransi. Tak hanya itu, abu dari mesin drayer kerap terbawa angin hingga masuk ke rumah-rumah warga.
“Selain bising, bau klorin sangat menyengat. Abu sering beterbangan, masuk ke rumah bahkan sampai ke tempat tidur. Kami sangat terganggu,” keluhnya.
Persoalan tak berhenti pada polusi udara. Warga juga mengaku kerap menjadi korban banjir. Ardi Gukguk, warga lainnya, menyebutkan bahwa kondisi itu diduga kuat akibat penyempitan saluran limbah di area pabrik. Gorong-gorong yang seharusnya berfungsi sebagai jalur pembuangan air kini rusak parah dan sebagian bahkan tertutup oleh tembok pabrik.
“Kami menduga penyempitan saluran dan gorong-gorong yang tertimbun itulah yang membuat air tidak bisa mengalir. Akibatnya, dusun ini jadi langganan banjir,” tegasnya.
Masyarakat menuntut agar pihak perusahaan segera mengambil langkah nyata. Selain perbaikan saluran air dan pengendalian polusi, warga juga mendesak adanya realisasi Corporate Social Responsibility (CSR) yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat terdampak.
“Kami berharap masalah ini segera diselesaikan. Jangan sampai keresahan warga memunculkan aksi besar-besaran yang justru bisa mengganggu aktivitas pabrik,” ujar Ardi mengingatkan.
Di sisi lain, warga juga menyoroti lemahnya pengawasan pemerintah daerah terkait Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) perusahaan. Mereka berharap Pemkab Deli Serdang tidak hanya hadir setelah masalah mencuat ke publik, tetapi juga lebih proaktif melakukan pengawasan agar keluhan masyarakat tidak berlarut-larut.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak perusahaan belum memberikan tanggapan resmi atas keluhan warga, sementara masyarakat menegaskan akan terus menyuarakan persoalan ini hingga ada kepastian penyelesaian yang adil.
(R lubis)