Langkat-Kompasnusa.net|| Program makan bergizi gratis adalah program nasional yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto yang bertujuan untuk mengatasi masalah gizi buruk dan stunting di Indonesia, khususnya di Kabupaten Langkat,serta meningkatkan kualitas pendidikan. Sosialisasi makan bergizi gratis adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan memberikan makanan bergizi gratis kepada anak-anak dan ibu hamil, serta mendukung pertumbuhan anak dan kesehatan ibu.
Untuk merealisasikan program makan bergizi gratis, anggota Komisi IX DPR RI Delia Pratiwi Br Sitepu bersama Badan Gizi Nasional (BGN) menggelar sosialisasi dilakukan di Kecamatan Salapian, tepatnya di Kelurahan Tanjung Langkat, pada Selasa (17/6/25). Dihadiri oleh ratusan warga setempat, anggota DPR RI Delia Pratiwi Br Sitepu, Tengku Syahdana, S. Kom, CRMO dari Direktur Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat Badan Gizi Nasional, Camat Salapian,M.Saleh Tarigan,S.Sos, Lurah Tanjung Langkat Ferry Karo-Karo, S. STP, Kepala Desa Minta Kasih Buhari, Kepala Desa Ujung Teran Wana.
Kegiatan sosialisasi dengan mengangkat tema bersama mewujudkan generasi sehat Indonesia, di Kecamatan Salapian.
Delia Pratiwi Br Sitepu, SH menekankan perhatian terhadap gizi kesehatan anak-anak dan ibu hamil menjadi sangat penting untuk memastikan perkembangan yang sehat dan optimal.
“Badan Gizi Nasional (BGN) menjadi lembaga yang akan membantu dalam menangani permasalahan gizi buruk yang terjadi di Indonesia, khususnya di Kabupaten Langkat,” ujar Delia.
Komisi IX DPR RI bekerja sama dengan mitra kerja BGN dalam menjalankan program strategis nasional ini.
Delia Pratiwi Br Sitepu menerangkan, untuk program makan bergizi gratis,Kabupaten Langkat, memerlukan 84 SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) atau Dapur Umum.
“Kabupaten Langkat memerlukan 84 SPPG/dapur umum yang bertugas menyediakan makanan bergizi seimbang dan higenis untuk anak sekolah dan kelompok rentan lainnya. Sudah ada 9 SPPG, diantaranya 4 SPPG sudah diverifikasi oleh BGN, 5 telah diajukan untuk diverifikasi oleh BGN,” kata Delia Pratiwi Br Sitepu.
Ia mengungkapkan kolaborasi antara BGN dan DPR RI sangat penting untuk mempercepat proses pengentasan masalah gizi buruk melalui pendekatan bertahap.
“Salah satu upaya yang sedang dijalankan adalah pemberian makanan bergizi gratis kepada masyarakat, sebagai awal dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat,” tambah Delia.
Adapun tujuan jangka panjang dari program MBG ini sebagai persiapan menuju Indonesia Emas di tahun 2045.
“Dengan adanya kolaborasi ini diharapkan dapat menghasilkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat dan cerdas, yang berkontribusi pada kemajuan bangsa,” harap Delia.
Komisi IX DPR RI ini menyatakan dengan memastikan gizi yang baik bagi generasi mendatang, Indonesia dapat mewujudkan “Indonesia Emas 2045” melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas.
Tengku Syahdana, S. Kom, CRMO dari Direktur Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat Badan Gizi Nasional menyatakan, dengan memastikan gizi yang baik bagi setiap lapisan masyarakat adalah langkah fundamental menuju, “Indonesia Emas 2045, yang akan membentuk sumber daya manusia yang unggul dan siap menghadapi tantangan global.
Tengku Syahdana menegaskan, program MBG merupakan program jangka lima tahun.
“Program MBG ini merupakan program yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto selama lima tahun”, kata Syahdana.
“Badan Gizi Nasional (BGN) menegaskan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk Pemerintah Kabupaten Langkat, masyarakat dan lembaga terkait dalam menangani gizi buruk secara efektif dan menyeluruh,” jelas Tengku Syahdana.
“Program MBG dengan kelompok sasaran, siswa-siswi SD, SMP, SMK/SMA sederajat, SLB dan Madrasah,” ujarnya.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyasar tidak hanya peserta didik, tetapi juga kelompok non-peserta didik, seperti balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Badan Gizi Nasional (BGN) berperan dalam perluasan program ini untuk kelompok rentan tersebut.
Penerima Manfaat Non Peserta Didik:
Balita: Anak-anak usia di bawah lima tahun.
Ibu Hamil: Untuk mendukung kesehatan ibu dan janin.
Ibu Menyusui: Memastikan nutrisi yang cukup untuk ibu dan bayi,” tambah Tengku Syahdana.
Tengku Syahdana menegaskan bahwa hadirnya program tersebut akan membantu mengurangi angka gizi buruk, mencukupi gizi anak-anak, ibu hamil dan membantu menanggulangi stunting.
“Program MBG akan membantu sektor perekonomian lokal dimana dapur MBG membeli bahan masakan dari pengusaha lokal atau dari Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan juga akan menampung tenaga kerja yang tidak sedikit,” terang Tengku Syahdana.
Terakhir pada kesempatan tersebut Camat Salapian M. Saleh Tarigan, menyampaikan tanggapan positif terkait program MBG, ia mengajak para peserta sosialisasi untuk turut membantu agar program ini bisa berjalan dengan baik dan agar dapat mengurangi angka gizi buruk dan meningkatkan angka kesehatan.
“Dengan peran aktif masyarakat akan membantu untuk perubahan yang positif, program ini harus berjalan dengan baik seperti rasio kekurangan gizi yang menurun, sektor perekonomian yang meningkat, dan terbukanya lapangan kerja baru,” pungkas M. Saleh Tarigan, S. Sos.
Acara diakhiri dengan pembagian susu gratis kepada anak balita dan anak-anak siswa-siswi SD. (tp110)