Kades Bukit Selamat Klarifikasi Soal Tarik Dana Rp50 Juta, Pengerjaan Sudah Berjalan
Langkat-Kompasnusa.net// Kepala Desa Bukit Selamat, Arko Rahnada Sagala memberikan klarifikasi terkait proyek pembangunan jalan rabat beton yang mendadak terhenti di Dusun VIII Sei Sirah, Desa Bukit Selamat, Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat.
“Sempat tertunda, dikarenakan mesin molen dari pemilik panglong yang juga tempat pemgambilan bahan, rusak. Soal penarikan dana Rp50 juta dari pihak desa tidak benar,” ucap Kades Arko, saat dikonfirmasi melalui selulernya, Kamis (15/5/2025) malam.
Dalam keterangannya, Kepala Desa Bukit Selamat juga mengatakan, sebelumnya kita juga belanja disitu. Dikarenakan bahan yang kosong, jadi kita lakukan pembelanjaan diluar untuk pembangunan di Dusun VIIII.
Disinggung kembali soal kabar oknum pihak desa yang melakukan penarikan dana Rp50 juta untuk pembelian bahan bangunan dari pihak panglong. Kades pun menepis kabar tersebut.
“Hampir satu bulan kemarin bahan tidak masuk. Sekarang sudah bekerja, dan bahan bangunan sudah masuk dari panglong yang sama milik, Syamsul atau Iqbal. Soal kabar penarikan dana Rp50 juta tidak benar, boleh kita cek dari jumlah belanja kita,” tegas Arko.
Diberitakan sebelumnya
Proyek pembangunan jalan rabat beton di Dusun VIII Sei Sirah, Desa Bukit Selamat Kecamatan Besitang, Kabupaten Langkat. mendadak terhenti ditengah jalan.
Menurut informasi yang dihimpun, proyek jalan rabat beton diketahui menggunakan Anggaran Dana Desa (ADD) Tahun 2025, diduga menjadi praktik penyelewengan anggaran.
Pantauan dilokasi, proyek pembangunan jalan rabat beton yang diperkirakan panjang 150 meter, belum dikerjakan mencapai 50 persen. Bahkan menurut informasi proyek hanya berjalan selama enam hari.
Menurut sumber yang tidak ingin disebutkan identitas menyampaikan, jika dana sebesar Rp94 juta telah ditransfer oleh pihak desa ke pemilik panglong untuk pengadaan material bangunan diduga ditarik kembali sebesar Rp50 juta oleh oknum dari pihak desa.
“Dari total dana yang sudah ditransfer, oknum di desa menarik kembali Rp50 juta dengan alasan untuk membayar pajak dan upah pekerja. Akibatnya, dana yang tersisa tidak mencukupi untuk pengadaan bahan,” ujar sumber. (Teguh)