Warga Tambak Rejo Blokir Akses PT Sari Incofood, Tuntut Janji Pekerjaan
Tanjung Morawa//kompasnusa.net – Ratusan warga Dusun VI Tambak Rejo, Desa Buntu Bedimbar, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, menggelar aksi unjuk rasa dengan memblokir akses jalan truk kontainer yang hendak keluar masuk PT Sari Incofood, Selasa (11/2/2025).
Aksi yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB hingga 13.00 WIB ini dipicu oleh kekecewaan warga terhadap perusahaan yang dinilai tidak menepati janji untuk mempekerjakan warga sekitar.

Warga didampingi Anghota DPRD Deli Serdang Paian Purba SH dan kepala Desa, mendengarkan penyampaian pihak PT Sari Incofood.
Aksi tersebut dihadiri oleh Anggota DPRD Deli Serdang dari Fraksi Gerindra, Paian Purba SH, Kepala Desa Buntu Bedimbar Musmuliadi, Kepala Dusun VI Andi, serta sejumlah tokoh masyarakat setempat.
Koordinator aksi, Cipeng, menyampaikan bahwa warga sudah terlalu lama menunggu janji perusahaan yang selalu diingkari.
“Kami sudah bosan dengan janji-janji kosong. Kami hanya menuntut hak kami sebagai warga sekitar”.
“Perusahaan harus memprioritaskan warga setempat untuk bekerja, memberikan peluang usaha katering bagi ibu-ibu, serta mengelola limbah pabrik agar bisa bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Cipeng.
Paian Purba SH turut memediasi warga dengan pihak perusahaan di depan gerbang pabrik.
Ia meminta perusahaan untuk mempertimbangkan tuntutan warga agar situasi tidak semakin memanas.
Namun, pernyataan Kepala HRD PT Sari Incofood, Franky, justru memperkeruh suasana.
“Kalau warga kesal, silakan kesal, Kami hanya pekerja di sini, ditutup pun perusahaan kami siap, Silakan lanjutkan aksi kalian,” ujar Franky.
Pernyataan ini memicu kemarahan warga.
Jumlah massa yang awalnya sekitar 70 orang semakin bertambah hingga mencapai ratusan.
Warga yang mendengar ucapan tersebut berteriak kesal dan semakin emosional, nyaris berujung anarkis.
Paian Purba dan Kepala Desa Musmuliadi segera turun tangan menenangkan massa.
Mereka meminta warga menahan diri agar tidak terjadi tindakan yang merugikan semua pihak.
Melihat situasi semakin memanas, pihak perusahaan akhirnya kembali keluar dan menyampaikan permintaan maaf.
Dalam negosiasi yang berlangsung, perusahaan sepakat untuk mempekerjakan warga sekitar.
“Kami akan mewawancarai semua pelamar yang telah mengajukan lamaran, Dua hari lagi, kami akan memanggil mereka untuk seleksi,” ujar Franky.
Terkait isu bahwa kepala desa dan kepala dusun bermain dengan perusahaan, Kepala Desa Musmuliadi membantahnya.
“Tidak ada permainan. Kalau ada warga yang meminta tanda tangan untuk lamaran, ya saya teken, Tapi soal diterima atau tidak, itu keputusan perusahaan,” jelasnya.
Aksi pun berakhir setelah warga mendapat kepastian dari perusahaan.
Mereka berharap janji yang diberikan kali ini benar-benar direalisasikan, agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.
(R lubis).
2 Komentar